Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin al Ash radhiyallahu 'anhuma berkata, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لا يؤمن أحدكم حتّى يكون هواه تبعا لما جئت به
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa ini."
Kata Imam Nawawi rahimahullah, "Hadis sahih. Kami meriwayatkannya di kitab Al Hujjah dengan isnad yang sahih."
Mengenai kandungan hadis di atas, Najmuddin Sulaiman bin Abdil Qawwiy al Thufi al Hanbali rahimahullah berkata,
"Ketahuilah adakalanya hawa nafsu manusia itu mengikuti apa-apa yang di bawa oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dan terkadang mereka menolaknya dengan mengikuti hawa nafsu mereka atau terkadang sebagian mengikuti Rasul-Nya sebagian mengikuti hawa nafsunya.
Yang pertama adalah mukmin yang sempurna keimanannya sedangkan yang kedua adalah orang kafir. Karena mereka menolak setiap apa saja yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sampaikan. Beliau shalallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan tentang keimanan. Oleh karena itu, ketika menolak apa yang beliau sampaikan maka dia orang kafir tidak ada keraguan.
Adapun yang ketiga, terkadang sebagian mengikuti Rasul-Nya sebagian mengikuti hawa nafsunya. Mereka ini terkadang mengikuti dalam perkara ushuluddin (keyakinan) tanpa furuk (perkara cabang) atau furu' tanpa ushuluddin.
Jika mereka mengikuti dalam ushuluddin, itulah keimanan. Ketika mereka meyakininya tetapi dalam mengamalkannya berbeda dengan apa yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bawa, maka mereka ini orang fasiq dan munafik."
Ya Allah, kami memohon kepadamu dengan nama-nama dan sifat-sifat-Mu yang mulia lagi luhur agar diberikan kekuatan untuk mengamalkan apa-apa yang Rasul-Mu sampaikan. Dan wafatkanlah kami di atas Islam dan sunnah.
✍ Abahnya 'Aashim
📚 Syarh al Arbain al Nawawi karya Najmuddin al Thufi. Penerbit Dar al Mirats al Nubuwah, Kairo.
Belum ada tanggapan untuk "Mengarahkan Hawa Nafsu"
Posting Komentar