Dingin Salah Satu Siksa Neraka

Beberapa hari ini cuaca terasa sangat dingin sekali. Saya yang biasanya betah dengan dingin, kini rada repot juga karena harus mengenakan jaket double, sarung tangan, dan kaus kaki; jadi serasa di Eropa. Terkait cuaca dingin ini, saya jadi teringat kultum Silsilah Yaumil Akhir yang saya sampaikan seusai shalat Witir ketika bulan Ramadhan kemarin tentang sifat neraka; bahwa neraka itu memiliki hawa panas dan hawa dingin. Hawa panas mungkin kita sering mendengarnya, bagaimana dengan hawa dingin? Berikut ulasan singkatnya.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمِهَادُ . هَذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ 

“ (Yaitu) neraka Jahanam, yang mereka masuk ke dalamnya maka amat buruklah Jahanam itu sebagai tempat tinggal. Inilah (azab neraka). Biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) hamîm dan ghassâq.” (QS Shad [36]: 56-57)


Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,


“Adapun hamîm adalah air yang sangat panas, sedangkan ghassâq adalah lawan katanya, yakni air yang sangat dingin yang karena dinginnya yang sangat hingga menjadi sangat menyakitkan.” (Tafsir Al-Qur`ânul ‘Adzhîm, 7/78. Dar Thayyibah, Riyadh)


Dalam ayat-Nya yang lain, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا . إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا 

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. selain air yang mendidih dan nanah.” (QS An-Naba [78]: 24 – 25)


Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,


“Abul Aliyah mengatakan bahwa ini merupakan lawan kata dari sebelumnya; kesejukan diganti dengan air yang mendidih dan minuman yang enak diganti dengan nanah. Yang dimaksud dengan hamîm ialah air yang panasnya telah mencapai puncak didihnya; dan yang dimaksud dengan ghassâq ialah campuran dari nanah, keringat, air mata, dan yang keluar dari luka-luka ahli neraka, dinginnya tidak terperikan, dan baunya yang busuk tidak tertahankan.” (Tafsir Al-Qur`ânul ‘Adzhîm, 8/307. Dar Thayyibah, Riyadh)


Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah membawakan perkata Sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dan Al-Imam Mujahid rahimahullah tentang ghassâq, Sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,


الغساق: الزمهرير البارد الذي يحرق من برده

“Ghassâq adalah udara yang sangat dingin yang membinasakan dengan dinginnya.”


Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata,


هو الذي لا يستطيعون أن يذوقوه من برده

“Yaitu yang tidak bisa menahan rasa dinginnya.” (Lathâ’iful Ma’ârif, 568. Dar Ibnu Katsir, Beirut)


حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَكَتْ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا فَقَالَتْ رَبِّ أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ فَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنْ الْحَرِّ وَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنْ الزَّمْهَرِيرِ

Telah bercerita kepada kami Abu Al-Yaman, telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri berkata telah bercerita kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


“Neraka mengadu kepada Rabbnya seraya berkata; “Wahai Tuhanku, sebagianku (api) saling memakan satu sama lain”. Maka neraka diizinkan untuk berhembus dua kali. Satu kali pada saat musim dingin dan satu kali lagi pada saat musim panas. Maka hawa panas yang kamu rasakan merupakan hawa panas dari hembusan api neraka dan hawa dingin yang kamu rasakan merupakan hawa dingin dari zamharîr (hawa dingin) jahannam”. (Shahih. HR Al-Bukhari no, 3260)


Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata,


الزمهرير هو البرد الشديد

“Az-Zamharîra ialah dingin yang sangat.” (Fathul Bârî, 1/128. Maktabah Syamilah)


Dalam ta’liq atas Shahih Al-Bukhari terkait hadits di atas Syaikh Musthafa Dib al-Bugha rahimahullah berkata,


الزمهرير شدة البرد وهو الذي أعده الله تعالى عذابا للكفار في جهنم

“(Az-Zamharîra) dingin yang sangat yakni adzab yang disediakan oleh Allah Ta’ala untuk orang-orang kafir di neraka Jahanam.” (Ta’liq Shahîh Al-Bukhari, 3/1190. Maktabah Syamilah)


Semoga bermanfaat.


Ketika cuaca dingin di Bumi Allah, 23 Syawal 1439

Abu 'Aashim Nanang Ismail al-Atsari


Referensi:

Fathul Bârî. Ibnu Hajar al-Asqalani. Maktabah Syamilah.

Lathâ’iful Ma’ârif. Ibnu Rajab al-hanbali. Dar Ibnu Katsir, Beirut.

Ta’liq Shahîh Al-Bukhari. Mustahafa Dib al-Bugha. Maktabah Syamilah.

Tafsir Al-Qur`ânul ‘Adzhîm. Ibnu Katsir. Dar Thayyibah, Riyadh.

Komentar

Postingan Populer