Pasar merupakan bagian penting dalam sebuah masyarakat. Dengan adanya pasar, mereka akan lebih mudah memperoleh barang dan jasa kebutuhan sehari-hari. Adapun bagi produsen, pasar menjadi tempat untuk mempermudah proses penyaluran barang hasil produksi. Alhasil pasar menjadi ajang transaksi kebutuhan manusia dan mencari nafkah.
Karena pentingnya peran pasar bagi kehidupan manusia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga beraktifitas di pasar untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan bekerja. Dan beliau mengajarkan kepada umatnya adab masuk pasar yaitu dengan berdoa terlebih dahulu.
“Barangsiapa masuk pasar, lalu membaca:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahulhamdu, yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khoiir, wa huwa ‘ala kulli syai’in qodiir.”
Allah mencatat untuknya satu juta kebaikan, menghapus darinya satu juta keburukan dan meninggikan untuknya satu juta derajat.”
(Shahih. HR At-Tirmidzi, 5/291, Al-Hakim 1/538 dan Ibnu Majah 2235. Al-Albani menyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih Ibnu Majah, 2/21 dan Shahih At-Tirmidzi, 2/152.)
Arti doa tersebut:
(Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya semua kebaikan. Dan Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“ Bagian negeri yang paling disenangi Allah adalah masjid-masjidnya dan bagian negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya. ” (Shahih. HR Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Bagian negeri yang paling disenangi Allah adalah masjid-masjidnya”, karena masjid adalah rumah ketaatan dan asas pondasinya adalah ketakwaan. Sedangkan maksud “dan bagian negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya”, karena pasar adalah tempat kecurangan, penipuan, riba, sumpah dusta, mengingkari janji, tidak berzikir dan perbuatan lain yang semakna dengannya.” (Lihat Syarah Muslim li al-Nawawi no. 1076)
Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan beberapa keutamaan berdzikir di tengah kelalaian masyarakat dalam mengingat Allah (termasuk dalam hal ini di pasar), diantaranya,
Dzikir ini akan lebih rahasia. Sementara amal sunah yang lebih rahasia, nilainya lebih besar. Karena itu, dzikir di keramaian hendaknya dibaca pelan, tanpa menggunakan tasbih.
Amal ini lebih berat dilakukan. Karena umumnya manusia akan mengikuti apa yang dilakukan masyarakat di sekitarnya. Dan semakin berat amal itu dikerjakan, pahalanya semakin besar.
Berdzikir di tengah kelalaian masyarakat, menjadi sebab Allah tidak menurunkan adzab kepada mereka.
Ibnu Rajab menyebutkan, sebagian ulama salaf mengatakan,
”Berdzikir mengingat Allah di tengah orang yang lupa Allah, ibarat orang yang melindungi sekelompok masyarakat yang lemah. Andaikan bukan karena keberadaan orang yang berdzikir di tengah kelalaian manusia, niscaya mereka akan binasa.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 133).
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
Bumi Allah, 2 Rajab 1436
Sambil menunggu sarapan hasil belanja di pasar tadi.
Belum ada tanggapan untuk "Dzikir di Pasar dan Pusat Keramaian "
Posting Komentar